Menyorot  Proyek Batang Arau Ala PT. BMP

Proyek peningkatan kualitas permukiman Kota Padang, kawasan Batang Arau menuai sorotan. Proyek kurangnya pengawasan tersebut, beberapa item pekerjaan diragukan mutu dan kualitas. Terindikasi proyek dikerjakan PT. Bintang Millenium Perkasa tersebut tak mengacu spesifikasi teknik

Sumbar,Padang.Infosatelitnews.com–Satu lagi, proyek di Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat, bermasalah. Proyek yang menuai tudingan itu, kegiatan peningkatan kualitas permukiman K
kumuh Kota Padang, kawasan Batang Arau, berlokasi di Kelurahan Seberang Palinggam dan Seberang Padang-Kota Padang.

Faktanya, proyek bernomor kontrak HK.02 03/04-NSUP/PKP/PPP=SB/X-2020, tanggal SPMK 10 November 2020, nilai Kontrak Rp. 8.342.262.398,600, pengawas TMC-PT Innerindo Dinamika, waktu pelaksanaan 240 hari, kontraktor pelaksana PT Bintang Millenium Perkasa, dibeberapa titik ditenggarai pekerjaan asal asalan

Telusuran media ini, Minggu (25/4) lalu, ada beberapa item pekerjaan asal asalan. Khusus untuk pagar, baik yang sudah lengkap besi pagar, maupun masih sebatas tiang, terkesan tak sejajar, tiangnyapun tak sama lurus. Bahkan, ada tiang besi lepas dengan pengikat coran bawah.”Jika dilihat mulai dari ujung pekerjaan pagar, terkesan tak sejajar, bahkan tiangnya tak sama tegak lurus,” kata Mardi warga Seberang menemani media ini saat investigasi kelapangan

Masalah lain, coran untuk plat dukker atau trotoar terkesan keropos. Itupun ditutupi plasteran sebelum dipasang paving block. Parahnya, kastin yang digunakan kastin bekas yang rapuh, bahkan sudah ada yang pecah.” Kok, kastin yang rapuh ini masih dimanfaatkan,” tanyany, seraya menyebutkan, apakah masih dibenarkan menggunakan kastin bekas yang rapuh dan mudah pecah ini.

Pekerjaan yang menuai tanggapan miring, pekerjaan coran untuk pemasangan paving block. Coran tak sama rata, tergantung strukrur tanah. Ini terlihat dari bagian bawah yang belum tertutup kastin. Coran tak sama ketebalannya. Besi yang digunakan, terindikasi besi non SNI.”Parahnya untuk pekerjaan bangunan WC jarak begol besi lebih dari 30 Cm. Dan jarak begol ini, terlihat sekali mark upnya,” kata Mardi

Akibat kurangnya pengawasan, split untuk coran menggunakan split nona bercampur tanah. Bahkan, saat dilakukan adukan coran dimolen, spilit bercampur tanah itu tak dicuci, sehingga tanah spilit bercampur dengan semen.”Pekerjaan asal asalan ini, luput dari pengawasan,” katanya sembari menyebutkan, rambu rambu dan police juga tak terlihat menutupi material sepanjang jalan tersebut.

Dedi PPK pekerjaan proyek tersebut, terkesan santai dalam menanggapi pekerjaan proyek tersebut. Saat dikonfirmasi via WA nya, ia mengatakan, akan menindaklanjuti ke penyedia jasa.”Kalau pagar yang miring atau belum rapi, kemungkinan itu masih dalam tahap pekerjaan. Makanya, belum rapi atau miring,” jawabnya

Ia juga mengatakan, spilit diperkirakan bercampur tanah, akan saya konfirmasikan kepada pengawas dilapangan.” Begitu juga dengan ketebalan coran yang diperkirakan tak sesuai akan saya konfirmasi kembali kepengawas,” jawabnya. Lalu, apakah PPK berani membongkar, jika spilit digunakan bercanpur tanah dan ketebalan coran tak rata. Tunggu saja. Tim

 

Share:

Array

Komentar:

Berita Lainnya