LSM.Ampera Sorot . Akibat Lemahnya Pengawasan Proyek Preservasi Jalan Nasional, Padang Bukitinggi Tidak Propisional .Pelaksana CV.Qausar SG.

 

Sumbar.Padang :Infosatelitnews.com–Proyek preservasi jalan Padang – Bukittinggi, sarat dusta. Berbagai dalih menutupi persoalan proyek yang dikerjakan CV. Qausar SG. Faktanya, apa yang disampaikan bertolak belakang dengan kenyataan dilapangan

Sepertinya, proyek dibawah tanggungjawab Balai Prasarana Jalan Nasional (BPJN) III Padang, banyak menuai masalah.

Termasuk proyek dikelola Kepala Satuan Kerja (Ka Satker) dan Pejabat Pelaksana Kegiatan (PPK) Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) dan Tata Ruang. Proyek yang menuai persoalan itu, preservasi jalan Padang – Bukittinggi dikerjakan CV. Qausar SG.

Faktanya, proyek dikerjakan perusahaan disebut sebut asal Aceh itu, terkesan tak profesional dan asal asalan.

Lubang pemetakan sepanjang jalan, kurangnya rambu, beresiko kecelakaan. Apalagi, lubang pemetakan dilakukan sepanjang jalan. Jika hujan tertutup air dan berakibat terperosoknya kendaraan yang melintasi lubang pemetakan itu

Parahnya, meski lubang pemetakan sudah dilakukan patching, itupun tak berumur panjang. Faktanya, baru seminggu, proyek senilai Rp. 10,4 Miliar itu, sudah bermasalah. Terbukti, sudah berlobang dan berpori. Bahkan, bergelombang dan tidak rata.

Menariknya, pada pekerjaan perbaikan patching yang berlobang, hitungan hari sudah mulai terkikis.

Penyebabnya, saat pemaparan aspal pada lubang pemetakan, suhunya diragukan. Sehingga mudah retak tergilas kendaraan. Itupun hampir terjadi sepanjang jalan yang dikerjakan.

Wajar saja, buruknya mutu dan kualitas pekerjaan mega proyek itu, menuai hujatan berbagai kalangan. Sebab, tak profesionalnya pekerjaan, berimbas pekerjaan tak bertahan lama. Hitungan minggu rusak lagi.

Inipun menuai tanda tanya, Edwar Bedang, Koordinator LSM Ampera Sumbar. Katanya, proyek dikerjakan CV. Qausar Surya Gemilang, tak profesional dan asal asalan. Buktinya, hitungan minggu, pekerjaan patching selesai, sudah berlobang dan berpori. Terlihat, bergelombang dan tidak rata.”Meski, dilakukan tambal sulam, hitungan hari sudah mulai terkikis. Penyebabnya, patching pertama rusak, cuma ditambal kembali, tanpa dibongkar,” katanya.

Edwar juga mengatakan, dugaan awal, pemetakan dilakukan sepanjang, disebabkan untuk mengolah aspal di Aspal Mixing Plant, minimal 10 ton.

Sehingga pemetakan dibiarkan sepanjang jalan. Sedangkan, patching rusak ditambal dan kembali rusak disebabkan, saat aspal dipaparkan tak dilakukan pembersihan debu atau genangan air dalam lubang pemetakan. Suhu aspal dipaparkan 110 derjat celcius.

“Mungkin ini, kurangnya pengawasan, tosehingga baru saja dikerjakan, sudah rusak kembali,” katanya. Informasi didapat media ini dilapangan, pekerjaan berlokasi di Kota Padang, paling parah. Buktinya, pekerjaan bermasalah diperbaiki malam hari, tak berapa hari kemudian rusak kembali. Ini dibuktikan media investigasi kembali kelokasi yang telah diperbaiki,” katanya,

Terutama, lanjut Edwar, pekerjaan berlokasi di Lubuk Buaya sampai di depan Polonia air Tawar. Sedangkan pekerjaan patching paling parah, mulai dari sesudah Komplek Mutiara Putih. Dan, setelah jembatan Simpang Muaro hingga depan PT. Asia. Sementara, diperbaiki hanya didepan masjid Simpang Perahu dan siap jembatan Muaro. Itupun hanya sedikit dan terlihat asal jadi saja.

Apalagi pekerjaan perbaikan dan pekerjaan patching baru dari depan PT. Asia sampai Air Tawar dikerjakan tengah malam. Jadi pertanyaan, apakah ada dari pihak consultan pengawas dan pihak PU untuk mengawasi pekerjaan perbaikan itu. Sehingga malam diperbaiki.” Ada indikasi, terjadinya pembiaran oleh Kasatker, PPK dan konsultan pengawas, terhadap pekerjaan bermasalah ini,” katanya lagi.

Aksi bungkam menyertai pekerjaan proyek tersebut. Faktanya, dikonfirmasikan via WA nya, Kamis (31/3), tak ditanggapi sama sekali. Baik, Pejabat Pelaksana Kegiatan (PPK) Reza maupun CV. Qausar SG, Jibril.

Padahal, sudah diperkenalkan diri dan mengirim draf berita yang akan dikonfirmasikan. Jlbril CV. Qausar SG, bukannya menjawab, malah menanyakan dari siapa media ini mendapatkan nomornya. Sampai berita ini diturunkan tak ada tanggapan sama sekali. Meski, media ini sudah menunggu beberapa jam. Tim

 

Share:

Array

Komentar:

Berita Lainnya