Sumbar.Infosatelitnews.com–Padang Pariaman, Ambruknya tanggul tebing Sungai Batang Anai, Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat,Membuat banyak perhatian masyarakat,
Terkait dengan Hancurnya tanggul tersebut Sutrman SE Aktipis LSM BAPAN RI yang berada di Padang Sumatra Barat Angkat Bicara.
Ambruknya Tanggul diTalao Mundam diduga ada faktor kelalaian pihak BWSS-V proyek dibangun dengan biaya ratusan miliar.
Sutarman, SE, Kepala Bidang Investigasi Lembaga BAPAN-RI Wilayah Provinsi Sumatera Barat, ada indikasi “pembiaran” terhadap aset negara tersebut, sehingga mengakibatkan ambruk nya tanggul meluas ada diberapa titik.
informasi diterima dari masyarakat, sebelum ambruk terlebih dahulu sudah terjadi kerusakan kecil yang terpantau dari tahun 2020.
Namun tanda – tanda kerusakan itu tidak segera diperbaiki oleh pihak BWSS-V Padang selaku yang ditunjuk pemerintah melakukan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur di kawasan sungai Batang Anai tersebut.
Kerusakan kecil yang dimaksud masyarakat, tanda – tandanya sudah terjadi tahun 2020, tanah disekitar lokasi beton konstruksi tanggul mulai terkikis air.
“Seiring waktu berjalan, tanah mulai amblas masuk sungai akibat terus dikikis air,
sementara kondisi itu tidak ada upaya perbaikan, ungkap Sutarman kepada Media ini melaui pesan WA , Senin November 2024.
Kalau ada dulu perbaikan segera dilakukan pada lokasi – lokasi yang tanahnya sudah amblas, beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai tidak akan ambruk. seperti saat sekarang makin besar”
Namun diduga ada kelalaian pihak BWSS dalam kehacuran proyek Tanggul Batang Anai ini
Hancurnya yang sangat besar tentu kita pertanyakan bagai mana dengan anggaran Dana pemeliharaan di dikemanakan,
Sejak proyek itu diserahkan terimakasih sampai saat sekarang.
pada hal kerusakan parah bisa di cegah bila pihak BWSS-V Padang segera mengantisipasi berupaya pengikisan tanah tidak meluas, tapi itu tidak dilakukan, sambungnya.
Dari keterangan masyarakat, lanjut Sutarman, juga diketahui bahwa kegiatan rutin seperti pemeliharaan dan perbaikan konstruksi dikawasan sungai Batang Anai, tidak dilakukan secara maksimal.
Masyarakat hanya sering melihat pekerjaan penebasan rumput yang dilakukan oleh pihak BWSS-V Padang, sedangkan pembersihan sedimen dalam saluran, pembersihan sedimen didalam sungai, dan perbaikan konstruksi yang rusak tidak kelihatan dilakukan.
Sementara untuk kegiatan rutin pemeliharaan dan perbaikan konstruksi dikawasan sungai Batang Anai dianggarkan pemerintah setiap tahun nya.
Kita minta APH turun melakukan audit investigasi terhadap ambruknya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai, yang telah dibangun pemerintah dengan biaya ratusan miliar rupiah,
Sutarman, Lembaga BAPAN RI Wilayah Sumbar,
Minta Dirjen SDA (Sumber Daya Air) Kementerian PU (Pekerjaan Umum) menegur pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera – V (BWSS-V) Padang, yang diduga telah lalai menjalankan kewajiban nya menjaga dan memelihara infrastruktur dikawasan sungai Batang Anai tersebut.
Ambruknya aset negara di Sumatera Barat yang bernilai ratusan miliar
Kita minta juga Dirjen SDA Kementrian PU mengkaji lebih dalam penyebab ambruknya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai, menurut masyarakat ada dugaan pembiaran, ” kata Sutarman.
Menurut Sutarman, penjelasan yang diberikan pihak BWSS-V Padang melalui Arlendenovega Satria, ST. M.Eng Kasatker SNVT PJSA WS IAKR, terkesan kurang menunjukan rasa peduli sebagai penyelenggara negara.Kepada media, Ia ( Arlendenovega Satria-red ) menyampaikan bahwa tim dari BWSS-V Padang sudah turun kelapangan dan berkoordinasi untuk ditindaklanjuti.
Penjelasan yang disampaikan Arlendenovega Satria ini wajar kembali dipertanyakan masyarakat, pasalnya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai diketahui sudah ambruk sejak satu setengah tahun yang lalu.
Menurut masyarakat, pasca terjadinya ambruk, pihak BWSS-V Padang terlihat turun mengambil foto kemudian tidak ada tindaklanjutnya.
Kita tidak bisa menerima alasan pihak BWSS-V Padang begitu saja, disamping ada anggaran perawatan dan pemeliharaan konstruksi dikawasan ambruknya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai sudah terjadi pada tahun 2023 lalu,
Sekarang sudah tahun 2024 tak diperbaiki, sementara itu kondisi dilapangan semakin parah, karena tanah disekitar lokasi terus amblas ke sungai, bahkan jalan beton merupakan akses masyarakat sekarang nyaris terputus, Air meluap penguna jalan masyarakat terancam keselamatnya ungkap Sutarman.
Sutarman menambahkan, bahwa kegiatan dibawah Satker OP SDA BWSSV Padang rawan dimainkan, atas laporan LSM ketika itu APH berhasil mengungkap kasus dugaan SPK fiktif di Satker OP SDA BWSSV Padang, yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu.
“Saya ingat betul kasus SPK fiktif terjadi pada Satker OP SDA BWSSV Padang, makanya kita minta APH Usut petaka Hacurnya Aset milik Negara yang Hancur ini. ( Hasmi)